Azwir Nazar: Membangun Karakter di Organisasi




“Banyak orang pintar tapi nggak bisa bergaul, sulit bersosialisasi, kaku, susah masuk dalam struktur sosial. Maka organisasi meluweskannya.”

Di sebuah desa nelayan di pinggiran Banda Aceh ia menghabiskan masa kecil dengan berbagai tantangan dan perjuangan. Di sana pula ia mulai menanamkan spirit “terus berkarya dan berprestasi untuk Indonesia” tanpa peduli peliknya keadaan. Azwir Nazar nama lengkapnya; Bang Azwir, begitu para pelajar di Turki menyapa.

Pada periode kepengurursan PPI Turki 2015/2016 lalu, beliau disibukkan dengan segala tanggung jawab sebagai Ketua PPI Turki. Kini kesibukannya terfokus pada kegiatan akademis sebagai mahasiswa Doktoral prodi Komunikasi di Hacettepe University, Ankara.

Berikut adalah beberapa kutipan wawancara dengan Bang Azwir, bagaimana sih organisasi di matanya?

1. Bagi Bang Azwir pribadi, apa manfaat yang sangat terasa dari mengikuti organisasi?

Dulu kami diajarkan oranisasi itu media belajar dan mengasah diri. Sekarang jadi lebih luas. Bisa berbagi, berprestasi dan saling menginspirasi. Tren dunia sekarang kita butuh jaringan, sementara link itu butuh trust, dan kepercayaan itu teruji dalam organisasi. Banyak orang pintar tapi nggak bisa bergaul, sulit bersosialisasi, kaku, susah masuk dalam struktur sosial. Maka organisasi meluweskannya. Semangat ini membentuk organisasi menjadi keluarga. Dalam keluarga, muncul beda pendapat, cara pandang, itulah dinamika dan pengalaman berharganya. Secara karakter dapat, ke luar negeri pun bisa karena organisasi. Ikut konferensi, event bergengsi, dll.

2. Bang Azwir adalah sosok yang terkenal dengan kepandaiannya dalam me-lobby orang. Dan kemampuan itu adalah salah satu poin tambah di organisasi. Apa sih rumusnya?

Itu penilaian orang. Saya tak mau GR, ya. Tapi begini. Kita hidup itu berproses, tak ada yang instan. Kita belajar, berorganisasi, menjalin hubungan baik dengan siapapun. Itu investasi jangka panjang. Dalam hidup kita harus punya prinsip. Kita akan dihargai kalau kita pegang teguh padanya. Apalagi pelajar, kaum intelek. Jangan mudah menerima atau menolak sesuatu mentah-mentah. Dalam agama kita diajarkan tabayyun. Nah, dari sanalah kita belajar mengasah emosi, mencarikan bahasa kata yang baik dalam mentransformasikan informasi secara jujur. Berita kebenaran itu tak pernah kalah. Itu rumus lobi pertama. Berani katakan yang benar walau pahit.

3. Apa saja kesan yang Bang Azwir rasakan selama memimpin PPI Turki?

Kesannya banyak sekali. Yang pasti, saya dapat banyak saudara baru. Antusiasme publik terhadap PPI Turki tinggi sekali. Adanya inisiasi-inisiasi program, radio, majalah, dll., itu daya manfaatnya luar biasa. PPI Turki sekarang jadi dikenal di mana-mana, di lndonesia maupun di level PPI Dunia. Manfaatnya buat semua. Saya senang dan bersyukur, di sini saya belajar, Allah menghujamkan hadiah dalam diri kita bahwa tak ada satu pun yang luput dan sia-sia. Ini menambah kesan berharga dalam perjalanan hidup saya.

4. Apa harapan Bang Azwir untuk PPI Turki periode mendatang?

PPI itu punya AD/ART. Secara konstitusi hendaknya berpegang ke sana. Kemarin juga kita sudah buat akta. Nah, rencana aksi pasca-Musta nanti harus berjalan baik. Seperti periode ini, ke depan kita berharap juga ada hal baru yang bisa diwariskan. PPI Turki itu level negera, lakukan sesuatu yang besar, yang memberi manfaat langsung kepada pelajar sebagai anggota. Terutama soal beasiswa, penting sekali untuk diadvokasi kembali. Lanjutkan komunikasi, seperti saat saya menjabat sering komunikasi dengan Menlu, komisi X DPR RI, hingga bertemu Pak Wapres Jusuf Kalla. Semangat selalu pastinya, tuntaskan amanah dengan baik hingga akhir periode.


Reporter: Sonia Dwita


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak