Inflasi lira yang terjadi di Turki pada tahun 2022 merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini. Dilansir dari Lembaga Statistika Turki (TÜİK) menerangkan bahwa per Maret, inflasi melambung hebat hingga 61,14 persen. Hal ini membuat Turki menjadi negara kedua dengan inflasi terburuk ke dua di dunia setelah Zimbabwe.
Merosotnya nilai lira berdampak buruk terhadap masyarakat Turki. Dibandingkan di bulan yang sama tahun lalu, dampak paling besar yang dapat dirasakan adalah melonjaknya harga peralatan rumah hingga 69,26 persen, makanan pokok 70,33 persen, dan biaya transportasi umum sebesar 99,12 persen.
Imbas menurunya nilai lira ini juga dirasakan oleh mahasiswa Indonesia yang kuliah di Turki. Salah satunya adalah Natha Bella (24) mahasiswa penerima beasiswa pemerintah Turki jurusan kedokteran di Universitas Necmettin Erbakan, Konya.
Menurut Bella, kenaikan harga berdampak besar khususnya untuk kebutuhan pokok hariannya. “Tahun lalu memang ada kenaikan uang beasiswa, namun saya sendiri merasa beasiswa yang diberikan masih kurang. Semua harga kebutuhan pokok naik drastis, bahkan terkadang saya masih meminta kiriman uang dari orang tua,” tutur Bella kepada Konstantinesia.com, Rabu (5/4).
Ia mengaku merasakan perubahan besar nilai lira terhadap rupiah dibandingkan saat pertama kali datang ke Turki pada tahun 2016. “Waktu itu, 1 lira masih serharga Rp3.800,00 , namun setelah terjadi inflasi, saat ini 1 lira hanya bernilai Rp970,00 atau turun hampir 75 persen,” tambahnya lagi.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Arif (29) mahasiswa mandiri doktoral Jurusan Ilmu Politik. Arif yang sehari-hari tinggal di rumah mengeluhkan hal yang sama. Khususnya untuk uang sewa apartemennya yang naik lebih dari 50 persen. Begitu juga dengan biaya internet, gas, listrik dan air yang ia gunakan sehari-harinya.
“Uang sewa rumah, listrik, air, internet, gas sampai makanan pokok juga naik semua. Apalagi kita ‘kan tiap hari masak di rumah, otomatis kita harus beli bahan dari luar. Pengeluaran uang paling terasa ketika musim dingin kemarin karena penghangat ruangan jalan terus 24 jam. Jadi, kita harus pandai-pandai mengatur finansial agar gak tekor di akhir bulan,” terangnya.
Arif juga memberi saran untuk mahasiswa Indonesia di Turki agar cerdas mengelola finansialnya, yaitu dengan cara membuat skala prioritas dengan cara membedakaan kebutuhan dan keinginan.
Penulis : Nanda Ahmad Basuki (Penulis Konstantinesia)
Editor: Nadia Alifia M.