Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 H di KBRI Ankara, Turki. "Menjalin Kebersamaan di Negeri Perantauan"

Kocatepe Mosque Ankara, Turkey 

       Di Indonesia malam lebaran selalu identik dengan gema takbir yang berkumandang dari toa masjid, biasanya diramaikan dengan arakan gerobak bedug keliling yang diikuti oleh anak-anak dan riang tawanya. Peralihan bulan Ramadan ke Syawal memberi kesan yang berarti ketika saya di Indonesia, sukacita terungkap jelas dengan kunjungan sanak saudara yang berkumpul bersama di rumah kakek-neneknya. Namun, hal in tak berlaku di tanah Utsmani, berbeda negara maka berbeda pula tradisinya. Tahun 2021 lalu, ketika saya masih bermukim di kota Bandirma, sebuah kota kecil di lingkaran Laut Marmara, susana malam takbiran saya isi dengan berkumpul bersama teman-teman Indonesia, kami sempat mendengar takbiran seusai adzan Isya berkumandang, namun sayangnya itu pun hanya sekali kalimat yang terucap, tak berulang-ulang dikumandangkan seperti halnya di Indonesia.

         Di tahun 2022 ini, saya pindah ke ibu kota Turki, Ankara. Hari-hari puasa Ramadan terasa seperti hari biasa yang berlalu, aroma roti yang dipanggang di pagi hari menyerbak luas ke sepanjang jalan setapak yang dilalui hiruk pikuknya masyarakat Ankara. Tradisi minum teh pun masih saja dilakukan di pagi hari oleh kebanyakan orang Turki. Namun, suasana Ramadan tetap masih terasa dengan teman-teman muslim yang masih menjalankan ibadah puasa. Organisasi kemahasiswaan seperti PPI Turki, Madrasah Fatih, dan lain-lainnya, mengadakan kegiatan Ramadan, seperti kajian kultum setiap sore menjelang waktu sholat maghrib dan itikaf bersama pada malam-malam terakhir bulan Ramadan. Untuk wilayah Ankara, setiap harinya di kereta bawah tanah Ankara “ Ankaray “ bertepat di stasiun Kızılay, pembagian takjil dilakukan oleh pemerintahan setempat pada pukul 19.00 TRT.

      Beberapa kali saya juga mendapat ajakan untuk berbuka puasa bersama dengan teman-teman Indonesia, organisasi kepemudaan Turki, dan KBRI Ankara. KBRI Ankara menjadi jantung rumah untuk kami masyarakat Indonesia yang sedang merantau sejauh 9500 KM dari tanah air. Suasana wisma KBRI Ankara dibuat khas dengan rumah-rumah di tanah Jawa. Ornamen dalam gedungnya akan mengingatkan kita dengan suasana kental Jogja, lukisan-lukisan yang menggambarkan beragam kebudayaan Indonesia, dan ukiran kayu yang terpahat di meja serta kursi makannya. Kehangatan Indonesia sangat terasa pada malam buka bersama kala itu, sambutan baik oleh bapak Duta Besar Indonesia untuk Turki, pak Lalu Muhammad Iqbal, memberi wejangan tentang Ramadan setelah itu dilanjut dengan beragam santapan hidangan yang tersaji, dan perbincangan yang dilakukan satu sama lain. Jalinan kebersamaan masyarakat Indonesia tak berhenti hanya di buka bersama. Setelah dua tahun berlalu, dunia digemparkan oleh kasus COVID 19 yang merebak keseluruh penjuru daerah yang mengharuskan kita berjaga jarak antar manusia.

       Kasus COVID 19 pun berdampak pada suasana lebaran yang terjadi di wisma KBRI Ankara, selama dua tahun lamanya, lebaran Idul Fitri tidak terbuka untuk masyarakat luas dan hanya diisi terbatas oleh pegawai KBRI Ankara. Jum’at, 29 April 2022, pihak KBRI Ankara mengumumkan untuk mengundang Warga Negara Indonesia (WNI) dan keluarga intinya yang berdomisili di Ankara untuk menghadiri sholat Idul Fitri. Untuk yang akan hadir pada acara tesebut. Kegiatan solat Idul Fitri  diselenggarakan dengan masih  memperhatikan protokol kesehatan termasuk penggunaan masker dan dikapasitasi untuk 400-500 orang saja. Pihak KBRI Ankara menyiapkan service bus yang disediakan dari pusat kota Ankara, Kızılay untuk para undangan yang akan hadir demi memudahkan akses transportasi menuju wisma KBRI Ankara. Service bus ini disediakan secara gratis dan hanya sekali berangkat dari lokasi penjemputan pada pukul 06.20 TRT. Saya dan teman-teman rumah memilih naik taksi, dikarenakan lokasi wisma tidak terlalu jauh dari rumah kami.

Dok. Pribadi Penulis

          Hari raya Idul Fitri di Turki jatuh pada tanggal 2 Mei 2022. Suasana pagi di Ankara terasa dingin, dikarenakan musim semi yang masih sesekali menghadirkan rintikan hujan turun membasahi kota kami. Karena hal ini, semula rencana sholat Idul Fitri digelar di outdoor dialihkan ke aula serbaguna wisma KBRI Ankara. Di pelataran pintu masuk wisma, kami disambut oleh keramahan para panitia penyelenggaran acara. Situasi aula sudah sangat ramai ketika saya datang ke sana, di tengah aula terdapat pembatas untuk sholat Ied bagi wanita dan laki-laki. Pihak panitia pun menyediakan kursi-kursi untuk para lansia. Pukul 7.00 TRT, sholat Ied dimulai yang diimami oleh  Muhammad Riza Ma’arif dan dilanjut khutbah oleh Muhammad Hasnan Nahar.

      Salah satu kutipan khutbahnya yang saya ingat adalah, “ Jika seorang muslim mencoba suatu tujuan tapi tidak berhasil, Allah akan beri ganjaran yang baik atas proses yang dia lakukan. Sebaliknya, jika dia mendapatkan hasil gemilang namun prosesnya tidak baik, maka akan mendapat balasan sesuai yang dia lakukan”. Tutur bang Hasnan dalam ceramahnya.

    Suasana terasa haru membiru ketika Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan sambutannya di acara tersebut dengan linangan air mata. Beliau menyampaikan permintaan maaf selaku perwakilan KBRI Ankara atas segala kesalahan yang pernah ada dan terima kasih atas kehadiran masyarakat Indonesia yang berkenan menghadir acara “Sholat Idul Fitri 1443 H di Wisma KBRI Ankara”. Persatuan dan kesatuan yang dibalut hangat oleh masyarakat Indonesia di negeri perantauan diharapkan dapat terjaga selamanya. “ Ayah pernah berkata kepada saya ketika pertama kalinya saya merantau di umur 14 tahun, Rumah kita semua adalah langit. Atap kita adalah langit. Semua yang berada di bawah langit adalah saudara kita “, tutur Pak Lalu Muhammad Iqbal dalam sambutannya.

        Lebaran Idul Fitri rasanya tak lengkap tanpa adanya acara ramah tamah. Di akhir acara, kami saling bersalaman dengan mengucapkan selamat Idul fitri dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan. Setelah bersalaman, panitia acara mengarahkan untuk mengambil hidangan makanan yang telah disediakan. Ketupat masih menjadi primadona utama hidangan khas lebaran, ditambah opor ayam, samabl ati goreng, kerupuk, dan makanan khas lebaran lainnya. Ditutup dengan hidangan ringan; es buah, puding, makaroni skutel, kue-kue kering lebaran, dan asinan buah. Persiapan memasak untuk lebaran telah dilakukan 3-4 hari sebelumnya, beberapa masakan dimasak di dapur wisma KBRI Ankara dan masakan lainnya dimasak di rumah.

Dok. Pribadi Penulis

      Rindu dengan tanah air terbayar tuntas dengan kehangatan yang saya rasakan selama menghadiri acara tersebut. Foto bersama dengan teman-teman seperjuangan menjadi kenangan manis yang terabadikan dalam bingkai kehidupan. Halaman wisma KBRI Ankara yang luas, kami manfaatkan untuk bercanda tawa dan temu rindu satu sama lain, sinar matahari yang terik menambah kehangatan setelah berselimut dingin pagi tadi di Ankara. Sejauh apapun saya dengan tanah air, bisa bertemu dan berkumpul bersama masyarakat Indonesia di negeri rantauan memberi saya alasan untuk bertahan dengan segala kondisi yang  berbeda dengan Indonesia.

        Rumah bukanlah suatu tempat yang dibangun dengan megah, bagi saya rumah adalah suasana yang kita bangun sendiri dengan kebersamaan yang mengihiasi didalamnya. Selamat Hari raya Idul Fitri 1443 H. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita bisa bertemu dengan bulan Ramadan di tahun yang akan datang.

 

Penulis: Nadia Alifia M. (Redaksi Konstantinesia)

Editor: Salsabila Amalia

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak