Melihat Sisi Keislaman Turki dari Salat Wajib Penduduknya


 Source: Tempo.co

Dalam agama islam salat merupakan salah satu rukun islam dan menjadi penanda keislaman seseorang. Di salah satu hadis, Nabi Muhammad mengatakan bahwa salat adalah pembeda antara seorang kafir dan muslim. Artinya, salat merupakan pondasi yang paling dasar dalam agama Islam yang mana jika rusak salat seseorang, maka bisa mengindikasikan rusak agamanya.

Meninggalkan salat merupakan dosa yang sangat besar. Meskipun meninggalkan tidak sampai membuat status keislaman seseorang hilang, tentu perilaku tersebut tetap tidak baik bagi pelakunya. Di dalam Al-Quran sendiri dikatakan bahwa salat itu akan mencegah seseorang untuk berbuat mungkar. Dalam keadaan orang yang masih salat saja masih bisa berbuat mungkar, apalagi dengan orang yang berani meninggalkannya?

Turki, negeri yang dikenal dengan julukan negeri seribu menara (masjid) ini memiliki masyarakat yang hampir 90 persen warganya beragama islam. Jika jumlah warga Turki saat ini adalah 85 juta, maka 76,5 juta masyarakatnya beragama muslim. Data ini menjadikan Turki sebagai negara ke 7 dengan warga muslim terbanyak di dunia.

Pada 26 juni 2022 yang lalu, saya melakukan survey di sebuah grup telegram peminat beasiswa Turki. Dari 9000 anggota grup tersebut terdapat 290 peserta yang 52% di antaranya mengatakan, “Negara Turki merupakan negara yang Islami”. Selanjutnya, dari 283 voters, 37% mengatakan, “75% masyarakat Turki melakukan salat”. Kemudian dari 280 voters 62% menyakini bahwa “Warga Turki bukanlah masyarakat yang Islamis”. Meskipun begitu, dari 274 voters 74% di antaranya mengatakan bahwa mereka meyakini bahwa “Ä°slam akan bangkit dari negara Turki”. Artinya mayoritas voters masih beranggapan bahwa Turki negara yang islami, religius, dan sangat lekat dengan nilai-nilai islam.

Sementara itu, sebuah website Turki (https://islamianaliz.com/) mengatakan bahwa data presentase jumah warga Turki yang melaksanakan salat wajib, memberikan informasi yang mengejutkan. Penelitian yang dilakukan di 27 provinsi Turki pada tahun 2021 yang lalu menunjukkan, hanya 21% warga Turki yang melaksanakan salat wajib dan hanya 37% yang mengatakan bahwa mereka melaksanakan salat jumat. Data ini tentu sangat kontradiktif kepada mereka yang meyakini Turki sebagai negara islamis naan religius.

Dari dua data di atas saya melihat bahwa ekspektasi peserta poling tentang keislaman Turki berbeda dengan realita yang sebenarnya. Harapan dan keyakinan masyarakat Indonesia akan kebangkitan Islam di Turki ini tentunya bukan hal yang mustahil. Namun, kebangkitan itu hanya akan bisa dicapai dengan perubahan dan kesadaran diri terhadap kewajiban paling dasar dalam agama Islam.

Meskipun begitu, penelitian dan poling di atas  memang tidak bisa dijadikan patokan pasti presentase dan status keislaman warga negara Turki. Saya melihat masih perlu ada kajian yang mendalam dan lebih akurat lagi tentang hal ini.

Selain melihat data yang disajikan oleh https://islamianaliz.com/, kita perlu melihat juga bahwa Turki sendiri memiliki lembaga kementrian agama (Diyanet İşleri Bakanlığı) yang tidak akan diam melihat fenomena ini. Selain itu, banyak sekali tarikat dan jemaah Islam yang berkembang pesat sampai saat ini, contohnya seperti jemaah Sulaimaniyah, Said Nursi, Mahmud Efendi dan jemaah Islam lainnya.

Dilansir dari https://www.yenialanya.com/, Turki sendiri setidaknya memiliki 30 tarikat besar dan memiliki sekitar 400 cabang yang tersebar di seluruh penjuru negerinya. Suburnya gerakan Islam ini tentunya akan memberikan dampak yang besar kepada tingkat pemahaman dan keislaman masyarakat Turki ke depannya, khususnya terhadap kewajiban salat.

Terus, bagaimana dengan Indonesia? Apakah fenomena yang sama juga terjadi? Sayang sekali belum ada survey yang sama dilakukan di sana. Sehingga saya tidak bisa menyajikan data-data yang valid terkait persentasi umat muslim di Indonesia terhadap kewajiban shalat.

Hasil kajian ini menjadi pelajaran penting untuk masyarakat Indonesia sendiri. Agar tidak melulu termakan informasi yang bernilai asumtif terhadap nilai keislaman yang ada di Turki, meskipun memang sejarah islam sangat lekat dengan negeri dua benua ini namun ada banyak nuances yang perlu dikaji lebih dalam. Dan  yang dapat dipastikan Turki bukanlah negara islam, sama seperti Indonesia Turki adalah negara dengan mayoritas beragama islam.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, membuat Indonesia sangat dipandang dan diharapkan untuk menjadi pusat kebangkitan Islam dunia. Sama halnya dengan Turki namun, islam akan bangkit dari umat  yang sadar akan kewajiban dasarnya. Sehingga harapan-harapan baik seperti itu sebaiknya dipupuk dengan pengetahuan dan upaya nyata yang konkret.

Penulis: Nanda Ahmad Basuki (Penulis Konstantinesia)
Editor: Muhammad Rangga Argadinata

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak