Budaya Jalan Kaki dan Menggunakan Transportasi Publik yang Minim di Indonesia

https://unsplash.com/@jmvillejo

Salah satu culture shock yang saya rasakan ketika tiba di Turki, masyarakat di sini cukup jarang menggunakan sepeda motor atau kendaraan pribadi berbeda halnya dengan di Indonesia, kendaraan pribadi seolah-olah sudah menjadi kebutuhan primer yang wajib dipenuhi. Di Turki mayoritas masyarakat menggunakan transportasi publik, yang digunakan oleh sebagian besar penduduknya mulai dari pelajar, pekerja, hingga masyarakat umum. Transportasi publik yang disediakan cukup memadai dan bisa diakses dengan mudah karena itu berjalan kaki sudah menjadi budaya dan kebiasaan yang lumrah.

Melihat hasil penelitian dari jurnal dari Ilmuwan Universitas Stanford  https://cs.stanford.edu/people/jure/pubs/activity-inequality-nature17.pdf , Amerika Serikat. Di mana dengan penelitian yang dilakukan terhadap 717.627 orang dari 111 negara di berbagai belahan dunia dalam kurun waktu 95 hari, dengan bantuan aplikasi pelacak pergerakan di smartphone. Dari penelitian tersebut  ditemukan bahwa Indonesia merupakan negara pertama dengan data yang menunjukkan paling minim  penduduknya yang mau berjalan kaki, dengan jumlah hanya 3.513 langkah per hari. Angka ini sangat jauh di bawah rata-rata para pejalan kaki global, yaitu 5 ribu langkah per hari.  Di mana Turki sendiri menempati posisi 24, dengan jumlah 5.057 langkah per harinya.

Fakta ini tentunya memperkuat argumen kenapa orang Indonesia yang bepergian ke negara-negara dengan mayoritas penduduknya senang berjalan kaki, merasakan culture shock seperti saya dan beberapa kawan lainnya. Dari sekian banyak alasan mengapa masyarakat Indonesia menjadi negara dengan minim orang yang ingin berjalan kaki, dua di antaranya adalah pertumbuhan angka sepeda motor yang sangat tinggi, khususnya ibukota Jakarta. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (https://www.aisi.or.id/statistic/ ) menunjukkan, sejak 2008 hingga 2016 tiap tahun rata-rata sepeda motor terjual mencapai angka 7 juta unit. Hal ini juga yang menjadi satu aspek mengapa Ojek Online menjamur di seluruh penjuru Indonesia.

Alasan kedua, kurangnya fasilitas pemerintah yang khusus disediakan kepada para pejalan kaki, trotoar yang mana fungsinya sebagai tempat berjalan kaki seringnya tidak dibuat sebagaimana fungsinya dan juga belum ada regulasi pemerintah yang tegas dalam mengatur perihal ini. Tak jarang kita mendapati beberapa warung kaki lima yang memadati trotoar dan banyaknya motor yang ikut melintasi jalurnya. Sebab-sebab itulah tentunya membuat beberapa orang yang ingin berjalan kaki, menjadi ogah karena fasilitas yang memang kurang memadai dan sangat mengganggu kenyamanan pejalan kaki. Meskipun faktor-faktor yang disebutkan menjadi penyebab mengapa di Indonesia sangat minim orang yang menggunakan transportasi publik dan berjalan kaki, di sisi lain berjalan kaki memiliki sejuta manfaat bagi tubuh kita sendiri. Sebagaimana yang dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan tubuh jika rajin berjalan kaki sebagaimana berikut:

Mencegah Penyakit Jantung

Asosiasi Jantung Amerika mengemukakan bahwa berjalan kaki sama efektifnya seperti berlari dalam hal pencegahan penyakit jantung dan stroke. Aktivitas ini dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol serta memperlancar sirkulasi darah.

Menenangkan Pikiran

Berjalan kaki bisa memperbaiki Simptom Depresi pada pasien yang menderitanya. dampak positif yang dihasilkan dari berjalan kaki ini sangat besar membuat orang yang merasa hati tidak senang atau lelah secara mental, bisa pulih dengan berjalan kaki, dengan rangsangan hormon-hormon di otak yang membuat mood kembali tentunya.

Menurunkan dan Membuat Berat Badan Menjadi Stabil

Dengan membiasakan jalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh dapat ditingkatkan.Selain itu, sejumlah kalori terbuang karena aktivitas ini, juga kemungkinan kelebihan kalori akan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat badan dapat dikendalikan.

Di samping itu, mereka yang sudah mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan dengan aktivitas berjalan kaki tergopoh-gopoh itu secara rutin. Kelebihan lemak di bawah kulit akan dibakar bila rajin melakukan kegiatan tersebut cukup laju paling kurang selama satu jam.

Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari berjalan kaki, seperti menghilangkan sakit punggung, mencegah osteoporosis, memperbaiki pencernaan, mencegah diabetes, dan masih banyak lainnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dokter zaman Yunani Kuno Hippokrates: “Berjalan adalah obat yang paling baik.”

Setelah mengetahui fakta menarik dan manfaat dari aktivitas asik berjalan kaki ini, jadi kapan kita berjalan kaki bareng? HeHeHe.

Penulis : Muhammad Rangga ( Redaksi Konstantinesia)
Editor:  Nadia Alifia M


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak