Beberapa waktu lalu dunia
kembali digemparkan oleh virus baru yang beredar. Bahkan WHO telah menetapkan
virus ini sebagai darurat Kesehatan global/ Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC). Belum selesai dengan Covid-19, kita kembali
dihadapkan dengan virus bernama monkeypox
atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama cacar monyet. Cacar
monyet adalah[1] penyakit zoonosis
langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus
dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola
(penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan
virus cacar sapi.
"Mengingat wabah cacar monyet yang berkembang dengan lebih dari 16.000 kasus yang dilaporkan dari 75 negara dan wilayah, saya membentuk kembali komite darurat. Berdasarkan Kriteria Peraturan Kesehatan Internasional, saya memutuskan untuk menyatakan wabah ini sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat," ungkap Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus (Direktur Jendral WHO), dikutip dari laman resmi Twitter miliknya @DrTedros, Minggu (24/7/2022).[2]
Sebenarnya kasus cacar monyet pertama terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Pada saat itu ditemukan wabah mirip cacar, menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut kemudian penyakit ini dinamakan Monkeypox/Cacar Monyet. Dilansir dari [3] menyebutkan bahwa Sebagian besar kasus cacar monyet dilaporkan memiliki keterkaitan dengan melakukan perjalanan ke negara yang mengalami wabah ataupun melalui hewan impor.
Cara Penularan Cacar Monyet
1. Kontak
manusia dengan darah
2. Cairan
tubuh
3. Lesi
pada mukosa
4. Kulit
hewan yang terinfeksi
5. Ibu
ke janin melalui plasenta
Gejala dan Masa Inkubasi Cacar Monyet[4]:
Dikutip dari KOMPAS.COM, berikut gelaja yang dirasakan penderita cacar
monyet:
1. 1. Masa
invasi
Gejala awal yang dirasakan penderita
cacar monyet akan dirasakan selama 0-5 hari. Selama masa itu, penderita akan
merasakan gejala seperti:
·
Demam tinggi
·
Sefalgia atau sakit kepala berat
·
Limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah
bening/limfe
·
Myalgia atau nyeri otot
· Astenia atau badan lemas.
2. 2. Masa
erupsi
Gejala berikutnya yang akan muncul
usai demam adalah ruam-ruam pada kulit yang terjadi selama 1-3 hari. Ruam
paling banyak muncul di sejumlah bagian tubuh, seperti:
·
Wajah, yaitu sekitar 95 persen
·
Telapak tangan dan kaki, 75 persen
·
Mukosa atau lapisan klulot dalam, 70
persen
·
Alat kelamin,30 persen
·
Selaput lendir mata sekitar 20 persen.
Cara Mencegah:
1. - Rajin mencuci tangan, baik menggunakan air dan sabun ataupun menggunakan handsanitizer.
2. - Menghindari berbagi penggunaan
alat makan dengan orang lain, terutama dengan orang terinfeksi.
3. - Menghindari kontak dengan
hewan liar apalagi mengonsumsi hewan liar.
4. - Memasak bahan makanan hingga matang terlebih lagi jika memasak daging.
- Jika memiliki hewan peliharaan yang di duga terinfeksi virus cacar monyet, segera hubungi dokter hewan dan jangan biarkan hewan tersebut berkeliaran. Penting untuk diingat, gunakan sarung tangan dan masker sebelum kontak dengan hewan peliharaan tersebut.
Sampai bulan Agustus 2022 Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mencatat, kasus cacar monyet telah
mencapai 47.652 kasus dengan angka kematian lebih dari 400 orang, yang tersebar
di 98 negara. Dimana Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus terbanyak
sejumlah 17.431 kasus. Lalu disusul Spanyol dengan 6.549 kasus, Brazil 3.984
kasus, Perancis 3.421 kasus, serta Jerman dengan total 3.405 kasus.
Untuk Indonesia sendiri hingga saat ini, baru
mencatatkan 1 kasus yang ditemukan dari seseorang yang baru pulang dari negara
yang masuk ke zona merah Monkeypox. Namun setelah munculnya kasusini,
pemerintah sigap menetapkan beberapa peraturan bagi pejalan dari negara-negara
tersebut, guna meminimalisir penularan cacar monyet. Menteri Kesehatan RI Budi
Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tak perlu khawatir
berlebihan. Dia menjelaskan bahwa kasus ini berbeda dengan Covid-19, dimana
penularan dua penyakit ini jauh berbeda. Seseorang bisa menularkan Covid-19
meski dia tidak bergejala. Berbeda jauh dengan cacar monyet, seseorang mesti
mengalami gejala dahulu, seperti bintik merah, baru bisa menularkan ke orang
lain.
Penulis: Shofie
Galuh ( Reporter Konstantinesia)
Editor : Muhammad Rangga
[1]
http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/mobile/berita/baca/419/Penyakit-Cacar-Monyet-Monkeypox-dan-yang-Perlu-Kita-Tahu-Tentangnya
[2]
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6201201/apa-itu-penyakit-cacar-monyet-begini-asal-usul-hingga-gejalanya
[3]
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6201201/apa-itu-penyakit-cacar-monyet-begini-asal-usul-hingga-gejalanya
[4] https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/04/125500965/suspek-cacar-monyet-di-indonesia-kenali-gejala-dan-cara-penularannya?page=all