Di antara faktor paling kuat yang mendorong Turki melakukan revolusi di zaman itu adalah fakta di mana istana sudah tercoreng wajahnya di masyarakat. Kebobrokan keluarga penguasa, serakah, perebutan kekuasaan, banyak hutang dan banyak lagi hal lainnya. Singkatnya, saat itu Ottoman membusuk dari dalam dan hanya menjadi seonggok negara pesakitan di Eropa.
Kondisi ini melahirkan kekecewaan masyarakat Turki kepada penguasa mereka. Dalam kasus yang lebih ekstrim, kepada Islam. Menjadi wajar jika Turki menanti seorang pemberani yang muncul ke permukaan, menyelamatkan negara dan membenahi situasi mereka sebagai ‘pesakitan’, membuat kepala mereka kembali tegak.
Harapan itu lahir melalui seorang pemuda bernama Mustafa Kemal, yang di kemudian hari dijuluki Ataturk (Bapaknya orang Turki). Dalam kamus Ataturk, revolusi adalah ‘Menghapus pemerintahan atau institusi-institusi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat (sampai ke akar-akarnya) dan sebagai gantinya membentuk pemerintahan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat’.
Revolusi benar-benar terjadi ketika 29 Oktober 1923, melalui parlemen diumumkan bahwasanya Turki menjadi negara berbentuk Republik. Berdirinya Turki sebagai republik, menjadikan sekuler hal yang tak pernah lepas dari pembahasan Turki sampai hari ini. Sekaligus awal dari patah dan sakit hati para pecinta khilafah kepada Ataturk yang mematahkan cita-cita tegaknya syariat Islam diatas permukaan bumi.
Pemilu tahun ini menjadi sangat penting. Karena menentukan babak baru bagi Turki sebagai negara demokrasi. Momen 14 Mei nanti, bagi masyarakat Turki rasanya tidak hanya menentukan negara 5 tahun ke depan, karena ini juga menentukan awal dari 100 tahun berikutnya. Head to head terpopuler yang ada, Kemal Kılıçdaroğlu melawan calon petahana Recep Tayip Erdoğan. Menjadi pertarungan sengit adalah prediksi yang sudah bisa dipastikan jauh sebelum 14 Mei nanti. Meskipun dalam kontestasi politik tersebut terdapat 2 kandidat lainnya yaitu Sinan Oğan dan Muharrem İnce.
Berdasarkan hasil dari banyak lembaga survei, perebutan suara antara Kemal Kılıçdaroğlu dan Erdoğan semakin ketat. Ditambah kabar mengejutkan datang dari Muharrem İnce yang mengumumkan pengunduran dirinya (11/05). Kepada siapa larinya suara Muharrem Ince yang sudah terkumpul?
ErdoÄŸan kembali membuat dunia gempar pada tanggal 24 Juli 2020. Hagia Sophia yang selama 86 tahun beroperasi sebagai museum, kembali dibuka sebagai masjid. Bagi umat Islam di dunia, peristiwa ini seolah memberi harapan baru tegaknya kembali bendera Islam. Karena Hagia Sophia secara historis sangat erat kaitannya dengan penaklukkan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih atau Mehmet II.
Konsistensi sikap ErdoÄŸan dalam menentang segala bentuk penjajahan dan keberpihakannya kepada Islam sangat berhasil meningkatkan popularitas ErdoÄŸan di dunia Internasional. Tak dapat dipungkiri bahwa ErdoÄŸan menjadi sosok penting yang membawa Turki hari ini kembali disegani dunia. Di internasional, ErdoÄŸan adalah pemimpin idaman karena kharisma dan keberanian yang dimilikinya sebagai pemimpin.
Tetapi, apa artinya seorang presiden dianggap berhasil oleh dunia luar tapi dianggap gagal rakyat sendiri. Dua tahun terakhir, Turki mengalami inflasi besar-besaran. Sekarang diperlukan uang setidaknya 50 lira untuk 1 porsi kebab yang jika dibeli di tahun 2020 hanya cukup membawa 15 lira. Inflasi resmi mencapai 43,68%, dan Turki mengalami krisis biaya hidup yang jauh lebih parah daripada kebanyakan negara lainnya. Tahun-tahun awal kekuasaan ErdoÄŸan terkenal dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan proyek-proyek konstruksi besar. Dan Turki selalu berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan perjanjian utangnya dengan IMF.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah pimpinan ErdoÄŸan telah meninggalkan kebijakan ekonomi ortodoks. Ia secara bertahap mengikis independensi bank sentral dengan memecat tiga gubernur bank Turki berturut-turut. Inflasi melonjak, karena suku bunga dijaga tetap rendah, sementara mata uang Turki lira terdepresiasi untuk memperbaiki neraca perdagangan dan meningkatkan ekspor.
Warga negara Turkiye juga semakin muak dengan perilaku para pengungsi, utamanya Suriah. Kebijakan ErdoÄŸan yang membuka pintu Turki lebar-lebar bagi para pencari suaka menuai banyak keresahan masyarakat lokal. Bahkan para pengungsi ini menerima bantuan uang setiap bulannya dari negara. Tercatat bahwasanya terdapat 3.411.019 warga Suriah yang meminta perlindungan sementara dari Turki. Tentu angka ini masih terus bertambah entah itu secara legal atau ilegal. Angka ini baru dari warga negara Suriah saja, belum termasuk dari negara-negara lain yang dalam situasi panas juga seperti Mesir, Sudan, Yaman, Ukraina, dan seterusnya. Terus terang, diantara kekecewaan masyarakat Turki terhadap lonjakan gelombang para suaka ini sedikit banyaknya berakibat mengurangi keindahan pemandangan di setiap kota. Baik secara estetika maupun kebersihan. Sehingga banyak kenyamanan yang semakin terkikis.
Sebagian masyarakat Turki juga berpikir seharusnya ErdoÄŸan merasa cukup dengan kekuasaan. ErdoÄŸan memulai karir sejak 1994-1998 sebagai walikota Istanbul. Pada tahun 2001 membangun partainya Ak Parti (Adalet ve Kalkinma Partisi/Partai keadilan dan pembangunan). Menjadi anggota parlemen Turki sejak 2003-2007 untuk Provinsi Siirt, 2007-2014 untuk Istanbul. Karir sebagai perdana menteri dimulai tahun 2003-2014. Menjabat sebagai presiden sejak 2014. Dan tahun ini kembali mencalonkan diri.
Sedari dulu lawan politik dari Ak Parti adalah CHP, (Cumhuriyet Halk Partisi/Partai Rakyat Republik) partai yang mengusung Kemal KılıçdaroÄŸlu. Partai yang dibentuk langsung oleh ‘Pakde’ Ataturk tahun 1923. Kemal KılıçdaroÄŸlu bergabung dengan CHP pada tahun 2002 dan di tahun tersebut mencalonkan diri ke dalam parlemen wakil wilayah Istanbul. Pada tahun 2009 ketika mencalonkan diri sebagai walikota Istanbul ia kalah dari calon yang diusung Ak Parti, Kadir TopbaÅŸ dengan perolehan suara Kemal 37 persen. Pada tahun 2010 Kemal menjadi Ketua CHP mengisi kekosongan yang ditinggalkan Deniz Baykal. Tahun 2011 ketika pemilihan Turki, suara partainya meningkat 5,11 poin. CHP selalu konsisten menjadi oposisi. Salah satu klimaksnya, untuk pertama kali setelah 17 tahun, dalam pemilihan lokal 2019 CHP menang melawan AK Parti dengan kandidat Mansur YavaÅŸ di Ankara dan Ekrem Ä°mamoÄŸlu di Istanbul.
Perbedaan paling mencolok antar kedua tokoh tersebut adalah Erdoğan mendorong Turki menjauh dari Barat tanpa meninggalkan NATO. Erdoğan ingin membawa Turki ke suatu titik di mana keanggotaan NATO tidak lagi relevan. Sedangkan Kemal Kılıçdaroğlu ingin Turki kembali ke proses bergabung dengan Uni Eropa dan memulihkan hubungan militer dengan AS, sambil mempertahankan relasi dengan Rusia (Selim Koru). Dalam sektor ekonomi, Erdoğan menjanjikan pertumbuhan ekonomi, 6 juta lapangan pekerjaan baru dan dorongan besar untuk pariwisata. Jika Kemal Kılıçdaroğlu menang, Prof Demiralp yakin bahwa kembalinya kebijakan ekonomi ortodoks dan bank sentral yang independen akan menurunkan inflasi menjadi 30% pada akhir 2023 dan akan terus turun setelah itu. Bahkan jika suku bunga menjadi lebih tinggi, Prof Demiralp percaya Turki dapat menikmati pertumbuhan yang kuat dari investasi asing.
Menanggapi ledakan gelombang pengungsi warga negara asing, khususnya dalam hal ini Suriah. Pemilihan ini diawasi ketat dan penuh kecemasan oleh 3,5 juta pengungsi Suriah jika pemilihan dimenangkan oposisi. Oposisi ingin mengirim mereka pulang paling lambat dalam waktu 2 tahun. Lebih dari 80% warga Turki ingin mereka dipulangkan, dan setelah ekonomi dan dampak gempa bumi, hal ini menjadi persoalan yang penting bagi warga lokal.
Presiden ErdoÄŸan berjanji mempercepat repatriasi sukarela satu juta warga Suriah. Tetapi, gagasan para pengungsi Suriah kembali secara sukarela tampaknya tidak masuk akal. Mengingat mereka sudah membentuk kehidupan mereka di Turki dan terlanjur nyaman.
Namun, di penghujung masa jabatannya Erdoğan tak henti-hentinya memberikan banyak kejutan. Sejak masa jabatannya, Erdoğan memiliki janji-janji sudah selesai dia tunaikan. Erdoğan merealisasikan dual carriageway di Turki sepanjang 17.000 km, Jalan tol Istanbul-Izmir, Jembatan Osmangazi (sukses menjadi jembatan gantung terbesar ke-4 di dunia), Jembatan Çanakkale, 10 jalur baru kereta cepat, Bandara Internasional, dan secara keseluruhan mendorong Turki menjadi negara yang siap untuk memiliki peradaban transportasi umum paling mutakhir di dunia. Dalam bidang teknologi, Turkiye sudah berhasil menjadi negara yang memproduksi sendiri mobil, pesawat, dan satelit. Dalam bidang pertahanan, Turki sudah menjadi negara yang memproduksi sendiri tank, helikopter, dan jet tempur.
Dalam beberapa tahun terakhir, agenda festival teknologi yang diselenggarakan Turki dengan nama TEKNOFEST, menjadi salah satu ajang kompetisi berkelas dan berskala Internasional. Keberhasilan TEKNOFEST tidak jarang dikait-kaitkan dengan sang presiden.
Menjelang berakhir masa jabatannya juga, ErdoÄŸan mengumumkan penemuan sumber gas alam. Tanpa berlama-lama, selama 1 tahun kedepan, masyarakat dinyatakan tidak perlu mengeluarkan uang untuk konsumsi gas alam untuk rumah mereka. Per siang (11/5) ErdoÄŸan mengumumkan gaji minimum para ASN naik dari 11 ribu menjadi 22 ribu lira.
14 Mei nanti benar-benar menjadi momen penentuan untuk banyak hal. Tidak hanya menentukan nasib 5 tahun ke depan. Tetapi juga penentu awal dari 100 tahun berikutnya sejak Turki diumumkan sebagai negara republik. Mereka yang berjiwa nasionalis tinggi dan memiliki loyalitas penuh kepada Ataturk, berharap Kemal Kılıçdaroğlu memenangkan kontes kali ini. Tetapi, ada banyak sekali orang bahkan negara yang menggantungkan nasib dan harapan di pundak seorang Recep Tayip Erdoğan.
Penulis : Muhammad Aqilsyah
Editor : Muhammad Rangga
Hayırlısı inşaAllah
BalasHapuskeren banget ulasannya.. yg terbaik saja untuk Turki, yg penting kita semua tetap bahagia 😄
BalasHapusKeren
BalasHapus