Tari Sufi, Tarian Kesedihan Maulana Jalaluddin Rumi

https://www.tribunnews.com/ramadan/2019/05/18/makna-si-balik-gerakan-berputar-tarian-sufi-yang-mistis-bisa-sembuhkan-rasa-sakit-dan-patah-hati

        Pernah dengar atau menyaksikan langsung pertunjukkan tari sufi? Tarian ini biasanya dibawakan seorang atau berkelompok yang memakai pakaian gamis lebar dan topi tinggi, berputar-putar di tempat sambil mengikuti aliran irama zikir tasawuf yang menenangkan hati. Di Indonesia sendiri kita bisa menyaksikannya langsung di beberapa daerah Jawa tengah, Aceh, dan di berbagai daerah lainnya. 

        Tapi tahukah kamu berasal dari manakah tarian ini? Apakah dari Negeri Depok? Atau mungkin dari luar bumi, Bekasi? Oh tentu tidak, hehe. 

        Tarian yang juga dikenal dengan nama Tari Sema ini, pertama kali dipopulerkan di wilayah Anatolia Turki sejak abad ke 13. Diciptakan oleh seorang pria filsuf sekaligus penyair pada masa itu yang berasal dari Persia bernama Maulana Jalaludin Rumi (Mevlana Celaleddin Rumi). Konon, ketika Syamsuddin Tabriz guru spiritual Maulana Jalaluddin Rumi meninggal dunia, ia mengalami kesedihan yang mendalam. Kemudian Rumi mengekspresikan kesedihannya dengan berputar-putar sambil berzikir dan menggemakan syair-syair kesedihan. 

        Disebutkan pada saat Jalaluddin Rumi melakukan gerakan berputar, sebenarnya itu tak hanya sekadar berputar-putar saja dalam waktu yang lama. Gerakan berputar itu memiliki makna tersendiri, yaitu untuk menemukan tujuan hidup hakiki. Apa itu tujuan hidup yang hakiki? Yaitu mencari Tuhan dan merasakannya dalam gerakan yang berputar, dengan putaran yang berlawanan arah jarum jam. Penari sufi harus menanggalkan semua emosi, agar hanya merasakan kecintaan dan kerinduan yang mendalam pada Tuhan. Tak hanya menanggalkan seluruh emosi, tetapi juga harus memiliki fisik yang kuat. Karena melakukan tarian sufi ini bisa berjam-jam lamanya. Bahkan Rumi, bisa melakukan hingga tiga hari tiga malam.

        Tarian sufi atau tarian yang berputar-putar, kini makin akrab didengar di kalangan masyarakat. Menariknya dari tarian ini adalah gerakan berputar-putar tanpa henti. Dan tarian sufi ini lekat dengan pemikiran sufistik islam. Tak hanya itu, ada banyak filosofi dalam gerakan yang berputar-putar itu. Yang sering terlihat melakukan tarian sufi adalah laki-laki, namun ternyata perempuan juga boleh melakukannya. 

Sumber: Wikipedia

        Di tahun 2008, UNESCO mengukuhkan tarian ini menjadi 'Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Tak Benda Kemanusiaan', dari Turki. Tarian yang dikenal juga sebagai whirling dervishes dianggap dapat menjadi bagian dari meditasi diri yang kaitannya erat dengan tasawuf. Hal inilah yang membuat para penari sufi bisa berputar selama berjam-jam tanpa merasa pusing. Bahkan, karena banyak memiliki manfaat, tari sufi juga banyak dilakukan oleh orang-orang dari negara lain, khususnya di Indonesia.

        Misalnya saja yang dilakukan 999 penari yang menari sufi dalam acara Harlah Muslimat NU yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Minggu 27 Januari 2019. Banyaknya penari yang ambil bagian dalam acara ini juga membuatnya memecahkan rekor MURI. Namun, selain di Indonesia, nyatanya kamu juga bisa menikmati tarian sufi langsung dari negeri asalnya, Turki 

        Di Turki sendiri, kita dapat menyaksikannya langsung di Museum Mevlana yang terdapat di kota Konya, Turki. Konya merupakan kota kecil di Provinsi Anatolia, Turki. Kota ini menjadi ibukota Dinasti Seljuk pada abad ke-11. Letak Konya tidak jauh dari wilayah Kurdistan, dan dekat dari perbatasan Turki-Suriah-Irak. Terlebih lagi, makam sang pencetus tari sufi, Jalaluddin Rumi, terletak di sebuah kompleks Mevlana Museum (Mevlana adalah sebutan singkat bagi nama Rumi dalam bahasa Turki, yang dalam bahasa Arab Maulana Jalal ad-Din Muhammad Balkhi-Rumi), yang dibangun dengan gaya arsitektur nan megah serta berhias desain indah. 

        Suatu kubah yang cukup khas berwarna hijau menjulang tinggi menaungi batu nisan Rumi. Yang selalu ramai  pengunjungnya setiap hari. Karena bagi sebagian orang, Konya dianggap kota paling islami di-Turki. Juga menjadi destinasi rohaniyah wajib bila berkunjung ke Turki. Lokasi makam Mevlana tepat berada di kompleks museum. Dirancang indah dengan nisan berbentuk topi khas penari sufi, di mana semakin besar ukuran topi, semakin tinggi pula tingkatan sufismenya.

        Saat menjelajah kawasan selatan Turki, pejalan direkomendasikan untuk singgah di Konya, yang pernah menjadi salah satu kota konservatif di negara ini berkat reputasinya sebagai pusat pengajaran tasawuf dan tempat lahirnya Dinasti Seljuk. Kini, walau Konya telah menjelma menjadi kota modern, namun ia tak meninggalkan warisan sejarahnya. 

        Museum Mevlana telah menjadi alasan banyak pejalan untuk memasukkan Konya dalam daftar kunjung dan kota ini lebih dekat diakses bila dari Adana, sekitar empat hingga lima jam perjalanan dibandingkan dari Istanbul sekitar 7,5 jam perjalanan darat. Area museum terdiri beberapa ruang pamer yang menampilkan hal-hal yang berhubungan dengan tarian sufi, seperti pakaian dan peralatan yang digunakan penari.

        Demikianlah sedikit informasi tentang asal usul tari sufi atau yang dikenal oleh orang Indonesia Tari berputar-putar. Jadi jangan ada lagi yang bilang tarian ini berasal dari Depok yah! 

Penulis : Muhammad Rangga
Editor : Sobrun Jamil


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak