Agen Pendidikan Turki: Realita di Balik Janji Pendidikan Berkualitas


     5 tahun terakhir Turki menjadi salah satu negara yang banyak diminati oleh para pelajar Indonesia untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Selain karena peluang beasiswa yang banyak ditawarkan juga karena standar pendidikan Turki yang dianggap ‘lebih berkualitas’ dibanding Indonesia. Sekarang sudah ada sekitar 4000 pelajar Indonesia di Turki, mulai dari jenjang pendidikan SMA sampai kuliah. Selain beasiswa, beberapa kampus di Turki juga menerima pendaftaran lewat jalur ujian atau berkas. Hal ini menjadikan daya tarik bagi mereka yang ingin belajar di Turki dengan mudah dan praktis, karena adanya permintaan maka hadirlah konsultan atau agen pendidikan.

            Pasar yang sudah terbentuk ini dimanfaatkan oleh banyak agen pendidikan yang menyediakan jasa untuk membantu calon pelajar berkuliah di Turki. Biasanya mereka menawarkan paket kuliah di Perguruan Tinggi Negeri. Fasilitas yang dijanjikan pun berbagai macam, dari mulai bebas memilih jurusan, tiket pesawat, visa dan tempat tinggal, serta paket jalan-jalan bagi calon mahasiswanya. Biayanya pun beragam kisaran 20 – 70 juta rupiah, dari harga yang ekonomis hingga fantastis. Tapi sayangnya, banyak dari agen pendidikan, justru tidak bertanggung jawab dan menelantarkan mahasiswanya.

 

Hal ini telah banyak terbukti saat para calon mahasiswanya sampai di Turki. Mereka diantar ke kotanya masing-masing, disewakan tempat tinggal, lalu ditelantarkan. Padahal urusan administrasi bagi pelajar asing di Turki itu sangat banyak dan rumit. Mereka harus memiliki asuransi kesehatan, izin tinggal (ikamet), penyetaraan ijazah, kelas bahasa, hingga kontrak rumah dan tagihan lainnya.

 

            Fadhli contoh nyatanya, seorang Mahasiswa yang kini sedang berkuliah di Universitas Karabük ini mengaku merasa sangat dirugikan oleh sebuah agen berlogo merah khas Turki.  

 

Berdasarkan pengakuannya pihak agen menjanjikan dia akan mendapat jurusan yang diinginkan setelah sampai di Turki. Faktanya saat sampai di Turki dia justru terdaftar di Universitas Terbuka Istanbul. “Habis dicek ternyata kalo universitas terbuka itu gak dapat izin visa pelajar” ucapnya. Drama tak berakhir disitu, setelah tidak bisa mendapat visa pelajar, otomatis Fadhli tertolak saat mendaftar izin tinggal. Akhirnya dia dan 21 orang temannya dipindah ke kota lain.

 

“Di kota yang baru itu kita ikut kelas Bahasa Turki, tapi ternyata pengajarnya gak resmi dari kampus dan gak dapat sertifikat juga.” Setelah itu dia juga harus ikut ujian penyetaraan bahasa di kampus lain. Respon dan pendampingan juga hanya dilakukan oleh penanggung jawab lewat Whatsapp. “Sampe akhirnya saya inisiatif sendiri buat daftar di kampus lain, syukur bisa nemu dengan bantuan para senior," pungkasnya. Fadhli juga mengaku telah membayar total 39 juta rupiah kepada agen tersebut.

 

Selain Fadhli masih banyak lagi mahasiswa dan pelajar lainnya yang telah dirugikan. Setidaknya kisah Fadhli bisa mewakili bagaimana sikap agen yang tidak bertanggung jawab dengan menghindar saat dimintai hak-hak korbannya.

            

            Beruntungnya ada mahasiswa senior dan pihak PPI yang juga seringkali menolong ‘korban agen’ yang ditelantarkan. Padahal pengurusan berkas administrasi serta jaminan hidup korban agen di sini adalah tanggung jawab agen yang membawa para pelajar. Agen-agen yang tidak bertanggung jawab ini jelas sekali merugikan berbagai pihak khususnya yang telah membayar kepada mereka puluhan juta rupiah.

 

PPI Turki pada tanggal 19 Mei 2023 membuat deklarasi bersama 18 PPI wilayah untuk melawan penipuan oleh agen pendidikan. Hal ini pun mendapat respon positif dari pihak KJRI Istanbul. Dalam pernyataannya ia menyampaikan “saya telah membuat konsepnya agar kita mengerti advokasi apa yang akan dibuat dan platform yang akan digunakan PPI Turki.” ucap Fachry Sulaiman selaku Acting Konjen. Namun pada akhirnya ini hanya lah tindakan antisipasi dari PPI Turki. Para korban hanya bisa pasrah atau melaporkan kepada pihak berwajib dengan delik aduan. Walau faktanya hingga sekarang belum ada satu pun pelaku atau agen yang ditindak secara hukum di Indonesia.

 

Tindakan tegas dibutuhkan untuk menertibkan agen-agen pendidikan yang sudah merugikan banyak pihak. Para stakeholder seperti Kemenkumham, KBRI, KJRI, hingga PPI Pusat serta wilayah juga harus menindaklanjuti dan meregulasikan dengan jelas agar agen pendidikan bisa dengan resmi dilaporkan jika tidak bertanggung jawab atau melakukan penipuan.

 

Setelah adanya pernyataan dan tindakan tegas dari berbagai pihak, sudah  sewajarnya para agen ini segera membenahi lembaga mereka. Bertanggung jawab, mengganti rugi, atau setidaknya jangan terus-terusan mencari mangsa lainnya. Turki memang ladang yang sangat menjanjikan untuk berbisnis dan mencari keuntungan, tapi bukan dengan cara penipuan berkedok pendidikan.

 

Dan juga untuk calon pelajar yang ingin atau sedang mencari informasi kuliah di Turki, agar menggali lebih dalam lagi perihal informasi pendidikan yang ada di negeri dua benua ini. Bisa dengan menghubungi hotline PPI Turki atau PPI wilayah di bawahnya, atau mencari langsung ke website kampus yang ingin dituju. 




7 Komentar

  1. Spil nama agen nya dong kaka

    BalasHapus
  2. Apatuh nama agennya

    BalasHapus
  3. Studiesinturkey agen bodong, waspada aja

    BalasHapus
  4. spill agennya dong kak

    BalasHapus
  5. Kemarin gua ketawa ngakak hampir aja keluarga orang-orang agensi mau di bunuh karena dendam aduh malah ga jadi

    Bacok aja pala agensi nakal tu

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak