Turki, sebuah negara yang melintasi Asia Tengah dan Eropa, telah lama dikenal dengan warisan budayanya yang kaya dan keramahannya terhadap para tamu yang berkunjung. Orang Turki terkenal akan sikap terbuka mereka kepada orang asing. Kebudayaan mereka yang hangat mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam interaksi sosial mereka.
Bagi orang Turki dalam kehidupan sehari-hari, tamu dianggap sebagai anugerah yang harus diterima dengan hati tulus. Ketika seseorang datang mengunjungi rumah orang Turki, mereka akan disambut dengan ungkapan penuh kehangatan, "HoÅŸ geldiniz," yang berarti "Selamat datang." Ungkapan ini mencerminkan keramahan dan sikap terbuka orang Turki terhadap tamu. Mereka menganggap kehadiran tamu sebagai kesempatan untuk berbagi kehidupan, pengalaman, dan kekayaan budaya yang mereka punya.
Melansir dari artikel Kültür ve Türizm Bakalığı, nilai budaya yang mendasari keramahan orang Turki adalah "misafirperverlik," yang berarti "keramahan terhadap tamu." Konsep ini diwujudkan dalam sikap yang hangat, perhatian terhadap kebutuhan tamu, serta usaha untuk membuat tamu merasa nyaman dan dihormati. Orang Turki akan berusaha sepenuh hati untuk menyajikan hidangan lezat dan menyediakan tempat tinggal yang nyaman bagi tamu mereka. Mereka juga menganggap tamu sebagai anggota keluarga yang dihormati dan selalu berusaha untuk memastikan kenyamanan dan kebahagiaan tamu selama masa kunjungan.
Dalam budaya Turki, terdapat sebuah peribahasa yang berbunyi, "Misafir geldiğinde on iyi gelir, biri misafire dokuz ev sahibine kalır." Secara harfiah, peribahasa ini berarti "Ketika tamu datang, sepuluh kebaikan datang, satu untuk tamu dan sembilan tersisa untuk tuan rumah." Hal ini mencerminkan sikap yang sangat menghargai tamu dalam budaya Turki. Orang Turki percaya bahwa ketika seseorang menjadi tuan rumah bagi tamu, mereka akan menerima berbagai manfaat dan kebaikan yang lebih besar daripada yang mereka berikan kepada tamu itu sendiri. Dengan kata lain, ketika kita menghormati tamu dengan sepenuh hati, kita juga akan mendapatkan manfaat dan kebaikan dalam berbagi pengalaman hidup, memperkuat hubungan, dan mendapatkan persahabatan yang berharga. Ini menunjukkan betapa pentingnya cara kita bersikap terhadap tamu dalam kebudayaan Turki.
Tidak hanya dalam lingkungan rumah tangga, tetapi juga di sektor perhotelan dan restoran, keramahan orang Turki terhadap tamu dapat ditemukan. Mereka dengan antusias dan senang hati menyambut tamu dari berbagai belahan dunia. Dalam budaya Turki, ada sikap "yabancı dostu," yang berarti "ramah terhadap orang asing." Orang Turki senang berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda dan suka berbagi pengetahuan serta pengalaman hidup mereka. Ini mencerminkan sikap terbuka dan toleransi mereka terhadap perbedaan, serta keinginan mereka untuk menjalin hubungan yang erat dengan orang-orang dari seluruh dunia.
Dalam bahasa Turki, ada juga ungkapan "gönülden," yang berarti "dari hati." Ungkapan ini menggambarkan sikap tulus dan ikhlas yang melekat dalam keramahan orang Turki terhadap tamu mereka. Ketika melayani tamu, mereka melakukannya dengan perasaan dan kasih sayang yang mendalam. Setiap langkah yang diambil untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan tamu didasarkan pada kemauan yang tulus untuk membuat mereka merasa dihargai dan diterima.
Dengan keramahan yang tulus, orang Turki telah menciptakan reputasi sebagai tuan rumah yang luar biasa dalam industri pariwisata. Mereka tidak hanya mengundang orang untuk mengunjungi negara mereka, tetapi juga menyambut mereka dengan senyum, kehangatan, dan perhatian yang tulus. Dalam suasana ramah ini, tamu dari seluruh dunia merasa dihargai dan selalu ingin kembali ke Turki.
Selain mengajarkan tentang bagaimana menyambut tamu dengan baik, budaya Turki juga mengajarkan untuk bagaimana bersikap yang baik sebagai tamu. Salah satu peribahasa Turki tentang bagaimana menjadi tamu yang baik, diantaranya adalah: “Misafir umduÄŸunu deÄŸil bulduÄŸunu yer”, yang artinya, “Tamu makan apa yang ditemukan, bukan apa yang diharapkan”. Peribahasa ini menunjukkan bahwa tuan rumah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik kepada tamu, tetapi tamu diharapkan untuk menghargai dan menerima apa yang disediakan oleh tuan rumah tanpa mengungkapkan kekecewaan atau ketidakpuasan. Tamu diharapkan untuk menghargai upaya tuan rumah dan merasa bersyukur atas apa yang mereka terima. Dalam artian, kita harus menciptakan keseimbangan dalam bertamu, dimana tuan rumah yang menyambut dengan baik dan tamu yang berusaha untuk tidak menjadi beban pemilik rumah.
Sebagai insan yang ingin memahami dan menghargai budaya orang lain, belajar tentang kebudayaan Turki yang ramah dengan tamu akan membuka wawasan dan menginspirasi sikap terbuka dalam hubungan dengan orang lain. Sikap terbuka, keramahan, dan perhatian terhadap tamu adalah nilai-nilai universal yang dapat kita pelajari dari kebudayaan orang Turki. Kemudian, menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari akan menciptakan dunia yang lebih baik, di mana keramahan dan saling menghormati menjadi dasar bagi hubungan sosial yang kuat dan bermakna. Jadi, mari mulai budayakan sikap ramah nan hangat kepada sesama!
Penulis: Ahmad Syah Alfarisi
Editor: Baira Rahayu
Wah, unik juga ya budaya Turki. Kerwn
BalasHapus