Pada bab ini juga, Morgan Housel menguraikan dampak emosional dari sikap ‘tak pernah cukup’ terhadap kebahagiaan dan hubungan sosial kita. Fokus yang terlalu kuat pada uang dan akumulasi materi seringkali mengalihkan perhatian dari aspek kehidupan yang lebih berarti, seperti hubungan pribadi, kebahagiaan dalam pekerjaan, atau kesempatan untuk memberdayakan orang lain melalui derma atau bantuan finansial.
Morgan Housel menyarankan beberapa langkah untuk mengatasi pola pikir ini. Pertama, mengubah perspektif tentang kekayaan dan kebahagiaan dengan menghargai hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang, seperti hubungan dan pengalaman berarti. Kedua, belajar hidup dengan cukup dan menyadari bahwa keseimbangan adalah kunci kebahagiaan jangka panjang. Terakhir, menciptakan rencana keuangan yang realistis dan mematuhi disiplin finansial yang sehat.
Dalam bab ini, Morgan menyatakan bahwa tidak ada kebenaran universal dalam keuangan. Yang ada adalah strategi yang ampuh untuk sebagian orang, dan mungkin tidak bagi sebagian yang lain. Jadi, dia mengajak pembaca untuk mencari apa yang ampuh bagi mereka. Morgan tidak mengejar kekayaan. Ia berpegang pada apa yang dikatakan oleh Charlie Munger, “Saya tak ingin jadi kaya. Saya hanya ingin jadi mandiri.” Karena itu, ia tidak begitu tertarik untuk mengejar hasil terbesar atau menjaminkan aset untuk hidup semewah mungkin. Ia lebih menyukai menabung tanpa tujuan tertentu, dan membiarkan waktu menggandakan nilainya.
Secara keseluruhan bab dari buku psychology of money adalah Dalam buku yg ditulis oleh morgan housel ini terdapat quotes yg menurut saya cukup menarik diambil,
“Spending money to show people how much money you have is the fastest way to have less money.” -Morgan Housel
Buku Psychology of money menyajikan prespektif baru dalam memandang keuangan di buku ini kita diberi pembahasan hubungan yang kompleks antara psikologi dan keuangan. Serta bagaimana pemahaman tentang psikologi dapat mempengaruhi cara kita memandang dan mengelola uang.
Buku ini juga menggali konsep penting tentang pola pikir jangka panjang dan kesabaran dalam mengelola keuangan. Melalui emosi seperti ketakutan dan keserakahan, seringkali memengaruhi keputusan keuangan kita sehingga, penting untuk memahami bagaimana emosi ini dapat memengaruhi pikiran dan tindakan kita dalam mengelola keuangan, serta belajar mengendalikannya agar dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan bijaksana.