Dalam pertemuan ini kedua belah pihak negara saling memberikan respon positif untuk pemulihan kerjasama antar negara yang sempat terjadi konflik soal bentrokan armada Turki menuju Gaza yang menewaskan 9 aktivis Turki.
Hubungan Turki dan Israel diawali dengan Turki sebagai negara mayoritas negara muslim pertama yang mengakui negara Israel pada tahun 1949. Sejak saat itu Turki dan Israel memfokuskan kerjasama strategi, kemiliteran dan diplomatik untuk saling bertukar pandangan atas ketidak stabilan regional di Timur Tengah.
Perseteruan antara Turki dan Israel bermula di tahun 2009, saat Turki mengikuti Konferensi Ekonomi Dunia dan mengecam keras atas penyerangan Israel kepada Palestina dimana notabenenya negara Turki sangat pro dengan Palestina, ketidaksetujuan Turki kepada blokade Gaza oleh Israel memaksa Turki untuk turun tangan membantu Palestina dengan upaya mengirimkan bantuan.
Tahun 2010 menjadi puncak konflik Turki dan Israel, ketika pasukan komando Israel merampas armada bantuan Turki untuk Palestina dalam kawasan laut Mediteranean. Penyerangan dan yang dilakukan pasukan komando israel menyebabkan tewasnya 9 aktivis Turki, puluhan warga Turki luka-luka, dan beberapa ditahan.
Peristiwa ini menyebabkan amarah warga negara Turki dan pemerintah Turki. Turki menuntut permintaan maaf secara resmi, membuka blokade Gaza, dan mengganti kerugian atas penyerangan. Namun, setelah keputusan majelis keselamatan PBB atas tindakan pasukan komando Israel, Israel hanya membebaskan tahanan dan menolak tuntutan lainnya.
Ketegangan hubungan bilateral kedua negara mengendur pada tahun 2013, Israel yang diwakilkan oleh perdana menteri Benjamin netanyahu, secara resmi meminta maaf dan mengganti kerugian sesuai yang diminta oleh Recep Tayyip Erdogan, presiden Turki. Dalam sebuah pernyataan resmi dikatakan perdana menteri Benjamin Netanyahu telah berbicara dengan presiden Erdogan via telepon. Permintaan maaf dan penyesalan Israel yang disampaikan netanyahu atas rusaknya hubungan bilateral antara Israel dan Turki diterima oleh presiden Erdogan.
Hubungan diplomatik antara Turki dan Israel mulai dipulihkan pada tahun 2016, tetapi di tahun 2018, ketika Turki menarik duta besarnya dari Israel dan mengusir utusan Israel untuk memprotes atas penyerangan yang dilakukan Israel kepada perusuh Palestina di sepanjang perbatasan Gaza.
Di tahun 2021, secara resmi Turki telah mengakui Irit Lilian, utusan Israel di Ankara sebagai Duta Besar Israel setelah menyerahkan surat kepercayaan Israel terhadap Turki kepada erdogan. Dari peresmian tersebut dinyatakan juga bahwa Turki dan Israel berharap pemulihan hubungan diplomatik kedua negara dapat memperluas kerjasama ekonomi, perdagangan, budaya, dan memperkuat stabilitas kawasan.
Saat ini dengan bertemunya presiden Recep Tayyip Erdogan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu makin mempererat hubungan bilateral kedua negara. Selain itu Erdogan juga akan mengupayakan kerja sama di bidang energi, teknologi, inovasi, kecerdasan buatan, dan keamanan siber. Dalam pertemuan itu juga disebutkan keduanya saling bertukar undangan untuk mengunjungi negara masing-masing, sebagai seorang pemimpin muslim Erdogan juga berniat untuk mengunjungi Kota Yerusalem dan salat di Masjid al-Aqsa.
Sumber : https://www.aa.com.tr/en/europe/president-erdogan-meets-greek-prime-minister-in-new-york-/2997145
Penulis: Nisrin
Editor: Sobrun Jamil
Monmaap min. Foto nya Erdogan dengan Presiden Palestina, bukan Netanyahu
BalasHapusWiii keren sekali
BalasHapus