Gencatan senjata atau ceasefire adalah kesepakatan untuk berhenti berhenti berperang dalam jangka waktu tertentu sehingga kesepakatan permanen dapat dibuat untuk mengakhiri perang tersebut. Gencatan senjata ini berlangsung dari hari Jumat lalu, tepatnya pada tanggal 24 November 2023 sampai pada tanggal 28 November 2023.
Pada gencatan senjata ini kedua belah pihak sepakat dengan :
- Aksi militer tentara musuh dan pergerakan kendaraan militer yang menembus Gaza.
- Membawa ratusan bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Islam tanpa terkecuali di utara dan selatan.
- Pembebasan 50 perempuan dan anak-anak tahanan pendudukan yang berusia di bawah 19 tahun, sebagai imbalan atas pembebasan 150 perempuan dan anak-anak kaum muslimin dari penjara musuh.
- Menghentikan lalu lintas udara baik di wilayah utara maupun selatan.
- Menjamin kebebasan pergerakan orang di sepanjang jalan Shalahuddin
- Israel tidak menyerang atau menangkap siapapun diseluruh wilayah jalur Gaza
Sumber: https://unsplash.com/@levimeirclancy
Pada hari pertama gencatan senjata, terjadi pembebasan sejumlah tahanan yang telah lama menjadi tanda tanya bagi masyarakat Palestina, Keluarga mereka berkumpul di depan pusat pertahanan, menanti dengan harap-harap cemas. Hal ini memberikan kelegaan bagi keluarga yang telah lama merindukan anggota keluarganya. Namun, hal ini juga mengingatkan betapa membingungkannya masalah penahanan tanpa proses hukum yang jelas, dan harus menjadi fokus perhatian dalam masalah perundingan mendatang. Salah satu berita yang sangat mencuat adalah kisah pembebasan seorang aktivis hak asasi manusia yang telah ditahan tanpa alasan yang jelas selama berbulan-bulan, dan juga terlihat beberapa anak yang telah menjadi tahanan selama bertahun-tahun dalam peperangan antara Palestina dan Israel. Kemerdekaan ini menjadi simbol bahwa gencatan senjata ini bukan hanya soal waktu, tetapi juga kesempatan bagi kedua belah pihak untuk mengevaluasi kondisi kemanusiaan.
Bala bantuan yang datang dalam bentuk 300 truk juga menjadi titik terang bagi rakyat Palestina yang telah lama berjuang di tengah-tengah konflik. Truk-truk tersebut membawa berbagai jenis bantuan, mulai dari makanan, air bersih, hingga peralatan medis yang sangat dibutuhkan. Relawan dan pekerja kemanusiaan bergerak cepat untuk mendistribusikan bantuan-bantuan tersebut ke tempat-tempat yang membutuhkan, sambil berharap bahwa ini bisa menjadi langkah awal menuju pemulihan yang lebih baik.
Namun, meskipun gencatan senjata memberikan kesempatan bagi bala bantuan untuk masuk, masih banyak yang meragukan apakah 4 hari cukup untuk meresapi efek positif yang diharapkan? Para pengamat politik dan aktivis kemanusiaan menilai bahwa pembebasan dan bala bantuan hanyalah langkah awal, dan diperlukan komitmen jangka panjang untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Proses negosiasi yang sesungguhnya, menurut mereka membutuhkan waktu dan ketekunan yang lebih dari yang ditawarkan oleh gencatan senjata singkat ini.
Gencatan senjata selama 4 hari tidak lebih dari sekedar jeda sementara dalam peperangan yang sangat rumit ini. Meskipun pembebasan tahanan dan masuknya bala bantuan kemanusiaan adalah langkah yang positif, keberlanjutan perdamaian memerlukan komitmen yang jauh lebih dalam dari kedua belah pihak. Penting untuk menyadari bahwa perang ini tidak hanya berkaitan dengan pertempuran fisik tetapi juga menyangkut isu-isu politik ekonomi, dan kemanusiaan yang lebih luas, sehingga perlu mencari solusi yang berkelanjutan.
Harapannya semoga gencatan senjata ini bukan hanya sekedar jeda, tetapi langkah awal menuju perdamaian yang hakiki untuk seluruh rakyat Palestina, dan semoga bala bantuan yang telah tiba dapat memberikan bantuan yang signifikan kepada masyarakat yang telah lama menderita karena kehilangan rumah, saudara dan lain sebagainya tanpa memandang latar belakang politik dan agama, serta pembebasan tahanan bukan hanya sekedar simbolis, tetapi juga menjadi salah satu langkah konkret menuju sistem hukum yang adil dan transparan.
Penulis : Mirta Mukharomah
Editor: Muhammad Rangga