Menggali Makna Insecurity: Dari Ketakutan Menjadi Refleksi Diri


Sumber: midcitiespsychiatry.com

        Beberapa tahun terakhir, istilah insecure sering kita dengar, terutama di kalangan para remaja. Menurut Oxford Learner’s Dictionaries, kata insecure mengacu pada ketidakpercayaan diri seseorang terhadap suatu hal. Rasa insecure sendiri bisa muncul terhadap banyak hal, seperti insecurity dalam hal prestasi, materi, penampilan fisik, hingga  insecurity tentang kehidupan sosial. Umumnya, kata insecure sering diartikan dengan konotasi negatif karena ketidakpercayaan diri seseorang yang akhirnya menghilangkan rasa semangat untuk melakukan suatu hal.

        Pada dasarnya, setiap orang pasti pernah mengalami rasa insecure dan kebanyakan penyebabnya datang dari hal-hal yang dilihat atau didengar dari sekitar kita. Contoh paling umum adalah ketika melihat pencapaian-pencapaian orang lain di media sosial, baik dari segi fisik maupun kesuksesan. Bagi orang yang gampang merasa insecure, mereka cenderung membandingkan dirinya dengan orang-orang yang ada di media sosial lalu menyalahkan dirinya sendiri. Mereka mulai mempertanyakan diri sendiri, mengapa diri mereka tidak bisa seperti orang lain atau tidak bisa memenuhi ekspektasi diri mereka/lingkungan sekitarnya. Akhirnya, otak dipenuhi oleh pikiran negatif yang berujung meredam rasa semangat dan menghambat mereka dalam mencoba hal-hal yang ingin mereka inginkan.

        Karena insecurity menjadi topik pembicaraan yang sering dibicarakan, lama-kelamaan orang-orang menormalkan rasa insecure yang mereka rasakan. Namun, kebanyakan orang salah menilai; insecurity adalah hal yang tidak sepatutnya dimiliki seseorang. Nyatanya, perasaan insecure adalah hal yang manusiawi. Meskipun rasa insecure sendiri seringkali tidak menyenangkan, bukan berarti insecure selalu negatif.

        Insecurity menjadi negatif ketika outputnya menjadikan seseorang menolak diri mereka, menunjukkan kelemahan, membenci diri sendiri, dan (lebih parah lagi) menyalahkan orang lain atas rasa insecure yang mereka rasakan. Menyerah pada rasa insecure artinya membiarkan energi negatif masuk ke dalam diri dan berakhir kalah dengan rasa takut untuk mencoba berkembang. Orang-orang seperti ini selalu bersembunyi di balik kata insecure.

Sumber: paired.com
        Padahal, insecurity bisa menjadi hal yang positif jika kita menyikapinya dengan pikiran yang jernih dengan mengakui bahwa diri memang memiliki kekurangan tapi juga memiliki kelebihan yang bisa ditingkatkan dan mampu melakukan hal yang orang lain lakukan, atau setidaknya berani untuk mencoba melakukan hal yang disukai dan diinginkan. Insecurity tidak boleh dijadikan alasan untuk takut melakukan sesuatu karena faktanya, meskipun rasa takut timbul dari dalam diri seseorang, rasa takut itu bisa dilawan.

        Menurut saya, dengan insecurity yang setiap orang rasakan, saat itulah waktu yang tepat untuk seseorang merefleksi terhadap apa yang memicu rasa insecure tersebut. Insecurity bukanlah hal yang bisa dijadikan alasan untuk takut dan mengubur keinginan seseorang. Ketika merasa insecure, tidak ada salahnya untuk menerima kekurangan yang kita miliki karena dari kekurangan itulah kita jadi tahu apa yang diri kita butuhkan untuk meraih apa yang kita inginkan.

        Lagipula, di balik pencapaian dan kesuksesan seseorang yang sering kita lihat di media sosial, pastinya ada proses melawan ketakutan yang berhasil mereka lewati sehingga bisa sampai pada titik itu. Setiap orang juga punya rintangan insecuritynya masing-masing sebelum mencapai titik suksesnya, dan untuk menghadapi insecurity, dibutuhkan proses penerimaan diri agar kita bisa mengenal apa yang kita suka dan bisa mulai membuat strategi untuk mendapatkan titik sukses yang kita mau.

        Yang perlu kalian pahami, setiap individu memiliki kecantikan, kepintaran, dan keunikan yang berbeda-beda yang mana dari perbedaan itulah kita bisa membentuk diri siapa diri kita sesungguhnya. Tidak masalah jika perasaan dan pikiran Insecurity masih menerjang diri kita sebagai manusia karena hal tersebut normal untuk dimiliki seseorang. Hanya, yang perlu diingat, daripada tenaga dan pikiranmu habis untuk memikirkan insecurity, membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain lebih baik jadilah versi terbaik dirimu dengan meningkatkan hal-hal yang bisa kamu kontrol seperti keahlian atau kemampuan dirimu, dan cobalah untuk mencintai kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki dengan sebaik-baiknya.


Penulis: Nisrina Taufiq
Editor: Baira Rahayu

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak